Posted by : Unknown Jumat, 14 September 2018

Jaranan Thik Ponorogo Dikembangkan oleh Pelarian Majapahit?


 Alunan gamelannya berbeda dengan seni thek pada umumnya. Halus tidak begitu menghentak mirip kebo giro prosesi mempelai naik pelaminan. Tapi bukan kebo giro hanya saja mirip dan terasa sunggu sakral.Nada nya halus serasa menapaki anak tangga yang datar dan panjang. Seakan kebawa menapaki anak tangga dalam candi  yang panjang. Bahkan mirip gending yang biasa digunakan dalam pisowanan dalam keraton, Tapi bukan keraton yogyakarta ataupun surakarta.

    Penari celeng keluar dari lorong sempit berbatas pagar dibarat rumah, satu persatu penari celeng mereka menuju kalangan lingkaan yang dikerumuni penonton. Polah tingkahnya seperti celeng, Babi hutan pemangsa tanaman. Anyaman bambu mirip tepas  (kipas) bercat hitam bergambar celeng dikempitnya. suara klinting (lonceng kecil) yang ditempel pada anyaman bambu tersebut bergemelinting mengikuti kaki penari. Semakin lama tempo gamelan semakin cepat, dan  setelah menari celeng itu menepi. celeng dalam seni thek ini adalah melambangkan keserakahan, ketamakan, kesewenang-wenangan.


   Sedangkan suara letupan jederan menggelegar, seperti pengembala yang sedang mengembala ternaknya. Topeng besar berbentuk naga keluar dari lorong barat rumah. Mulutnya menjulur dan berkali kali ditutup dengan cepat seakan menelan mangsa yang lebih kecil.


   Suara prak... prak... sambil meloncat dan bergerak kesana kemari mengikuti tabuhan. Ada yang beda caplokan (topeng naga yang bisa membuka mulut) sepasang di antaranya berbentuk perpaduan antara naga dan harimau.



   Penari jaranan kepang keluar setelah penari caplokan. Jumlah penarinya 4, keluar satu persatu. Penari pertama lembut dan penari selanjutnya semakin kasar.














Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kesenian Hits - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -